Friday, May 4, 2012

Petikan novel



Contoh Karangan Narasi
                                                                 Puncak Rindu
Siang  di sebuah ‘pasar musim haji’ dekat Masjid al- Haram mulai menyengat. Karim masih berdiri tegak di depan sebuah tenda kecil. Ia bersama Amran, teman sekampus yang berasal dari pattani, tengah berjualan minuman ringan bermadu. Hari libur yang sengaja di buat bertepatan dengan musim haji oleh pihak kerajaaan Saudi, merupakan ajang cari nafkah buat para mahasiswa. Khususnya mereka yang kuliah dengan beasiswa luar negri, dengan tunjangan pendidikan dan uang saku terlalu kecil.
Karim duduk bersandar di kursi. Kakinya diselonjorkan ke depan. Sementara Amran telah tertidur lelap. Ia membuka amplop surat. Tadi sore ia terima dari flat. Ada debar yang merasuk ketika surat itu dibuka. Isi surat itu memberitahukan bahwa Mak nya sekarang sedang sakit .
Karim membenamkan lembaran  surat itu kedalam dadanya. Seperti ingin memeluk Mak dan adiknya. Ia memalingakan wajah, seperti ingin melihat Mak yang seolah terbaring sakit dihadapannya .Ia menghamparkan sajadah. Sejenak berdiri khusyu.
Diantara jamaah yang tengah beriring itu, Karim seolah melihat  Mak, duduk dikursi roda, didorong oleh seorang tinggi besar berkulit hitam, seperti umumnya jamaah tua. Mak tersenyum dan melambai-lambai.
‘’Mak. Benarkah itu Mak?’’ ia masih ragu di sela luapan bahagia .
Mak terus melambai ,mengundang Karim untuk mendekatinya.
Karim mencoba yakin,melangkah mendekati Mak.
Ia dapati lagi Mak tengah didorong pesuruh. Bergerak menuju Babussalam.Karim mengejar lagi,mendorong beberapa jamaah.
‘’Mak!Benarkan ini Mak?!’’tanya Karim dengan napas tersengal, seolah tak terpecaya.
‘’Kenapa ,Nak ?! Apa mustahil seorang hamba menemui Tuhan dengan penuh kerinduan – Nya?’’
Mak tersenyum-senyum di atas kursi.
            Karim kaku. Tangannya hendak merangkul dan mencium Mak. Menangis di pangkuananya.Melepas segala rindu. Namun ia hanya berdiri saja. kejadian itu seperti adegan dalam layar.Tak dapat ia sentuh. Berlalu terlalu cepat.
            Hari ini kedua mahasiswa itu tak berjualan. Karim terserang demam. Pintu diketuk dari luar. Amran melangkah, menuju pintu. Seorang petugas flat menyodorkan sebuah amplop.
            ‘’Surat dari kampung, mungkin ibumu rindu,’’ujar petugas flat dengan bahasa arab pasar.
            ‘’Syukron!’’
            Petugas flat pun berlalu dengah penuh senyum. Amran berjalan dan membuka  surat.Ternyata surat itu untuk Karim.Isi surat nya bahwa adiknya memberitahukan Mak nya sudah tiada.  Karim mengerang. Matanya masih terpejam. Ia mengigau –igau. Memanggil Mak nya dengan nada rindu.









No comments:

Post a Comment