Contoh Karangan Narasi
Puncak
Rindu
Siang di sebuah ‘pasar musim haji’ dekat Masjid al-
Haram mulai menyengat. Karim masih berdiri tegak di depan sebuah tenda kecil.
Ia bersama Amran, teman sekampus yang berasal dari pattani, tengah berjualan
minuman ringan bermadu. Hari libur yang sengaja di buat bertepatan dengan musim
haji oleh pihak kerajaaan Saudi, merupakan ajang cari nafkah buat para mahasiswa.
Khususnya mereka yang kuliah dengan beasiswa luar negri, dengan tunjangan
pendidikan dan uang saku terlalu kecil.
Karim duduk bersandar di kursi. Kakinya
diselonjorkan ke depan. Sementara Amran telah tertidur lelap. Ia membuka amplop
surat. Tadi sore ia terima dari flat. Ada debar yang merasuk ketika surat itu
dibuka. Isi surat itu memberitahukan bahwa Mak nya sekarang sedang sakit .
Karim membenamkan lembaran surat itu kedalam dadanya. Seperti ingin
memeluk Mak dan adiknya. Ia memalingakan wajah, seperti ingin melihat Mak yang
seolah terbaring sakit dihadapannya .Ia menghamparkan sajadah. Sejenak berdiri
khusyu.
Diantara jamaah yang tengah beriring
itu, Karim seolah melihat Mak, duduk
dikursi roda, didorong oleh seorang tinggi besar berkulit hitam, seperti
umumnya jamaah tua. Mak tersenyum dan melambai-lambai.
‘’Mak. Benarkah itu Mak?’’ ia masih
ragu di sela luapan bahagia .
Mak terus melambai ,mengundang Karim
untuk mendekatinya.
Karim mencoba yakin,melangkah
mendekati Mak.
Ia dapati lagi Mak tengah didorong
pesuruh. Bergerak menuju Babussalam.Karim mengejar lagi,mendorong beberapa
jamaah.
‘’Mak!Benarkan ini Mak?!’’tanya Karim
dengan napas tersengal, seolah tak terpecaya.
‘’Kenapa ,Nak ?! Apa mustahil seorang
hamba menemui Tuhan dengan penuh kerinduan – Nya?’’
Mak tersenyum-senyum di atas kursi.
Karim kaku.
Tangannya hendak merangkul dan mencium Mak. Menangis di pangkuananya.Melepas
segala rindu. Namun ia hanya berdiri saja. kejadian itu seperti adegan dalam
layar.Tak dapat ia sentuh. Berlalu terlalu cepat.
Hari ini
kedua mahasiswa itu tak berjualan. Karim terserang demam. Pintu diketuk dari
luar. Amran melangkah, menuju pintu. Seorang petugas flat menyodorkan sebuah
amplop.
‘’Surat dari
kampung, mungkin ibumu rindu,’’ujar petugas flat dengan bahasa arab pasar.
‘’Syukron!’’
Petugas flat
pun berlalu dengah penuh senyum. Amran berjalan dan membuka surat.Ternyata surat itu untuk Karim.Isi
surat nya bahwa adiknya memberitahukan Mak nya sudah tiada. Karim mengerang. Matanya masih terpejam. Ia
mengigau –igau. Memanggil Mak nya dengan nada rindu.
No comments:
Post a Comment